Hikmah apabila hormat kepada guru :
1. Ilmu yang dipelajari diberkati
Allah
“Barangsiapa
berpendapat bahwa pergi menuntut ilmu bukan merupakan jihad, sesungguhnya ia
kurang akalnya.” Abu Hatim bin Hibban
juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah r.a., yang pernah mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa masuk ke masjid ku ini untuk belajar kebaikan atau untuk
mengajarkannya, maka ia laksana orang yang berjihad di jalan Allah.”
“Allah
menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Ali Imraan : 18]
Rasullulah
SAW. bersabda “Allah memberikan petunjuk kepada satu orang disebabkan karena
kamu, maka hal itu lebih baik dari pada onta merah (harta yang paling mahal).”
Rasullulah
SAW. bersabda “Ya Allah sesungguhnya
saya minta kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizqi yang baik dan amalan yang
diterima.”
Do’a
yang senantiasa beliau ucapkan setiap harinya setelah shalat subuh ini
menunjukkan bahwa menuntut ilmu yang bermanfaat termasuk tujuan terbesar
seorang muslim disetiap perjalanan waktu hariannya. Dan sesungguhnya menuntut
ilmu lebih didahulukan daripada mencari rizqi dan beramal. Karena ilmu itu
sebagai dasar dan pondasi yang dapat membedakan antara rizqi yang baik dan
buruk, anatara amal shalih dan amal tidak shalih. Oleh karena itu, seorang
muslim hendaknya benar-benar memiliki perhatian terhadap waktunya, dia gunakan
untuk menuntut ilmu supaya setiap hari dia mendapatkan bagian dari ilmu.
2. Membentuk pribadi dan akhlak mulia.
Al-Qurthuby mengatakan:
"Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya disebut
akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya."
“Orang terbaik diantara
kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.”
Didalam hadits ini
terdapat penetapan kebaikan bagi orang yang menyibukkan dirinya dengan
Kitabullah dengan mempelajari atau mengajarkannya. Oleh karena itu mereka
termasuk orang terbaik dari umat ini.
3. Memperolehi kejayaan dunia dan
akhirat.
KH Hasyim Asy’ari juga mengutip
hadits Rasulullah saw: “Barangsiapa mencari ilmu bukan karena Allah atau ia
mengharapkan selain keridhaan Allah Ta’ala, maka bersiaplah dia mendapatkan
tempat di neraka.”
Rasullulah saw. bersabda “Barangsiapa
yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan
mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah berkumpul suatu kaum disalah satu
masjid diantara masjid-masjid Allah, mereka membaca Kitabullah serta saling
mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat.
Allah menyebut-nyebut mereka dihadapan para malaikat.”
“Barangsiapa
menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan tunjukkan
baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga. Sesungguhnya
malaikat meletakan syap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan terhadap penuntut
ilmu.Sesungguhnya semua yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk
seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air. Sesungguhnya keutamaan orang
yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan
purnama terhadap semua bintang. Dan sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris
para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham,
akan tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka
sungguh dia telah mengambil bagian yang berharga.”
Ini adalah
hadits yang sangat agung. Berisi penjelasan tentang keutamaan ilmu, kemuliaan
ahlul ilmi dan pahala mereka disisi Allah ta’ala. Hadits diatas mengandung lima
kalimat, setiap kalimatnya menunjukkan akan keutamaan ahlul ilmi dan tingginya
kedudukan mereka disisi Allah ta’ala. Oleh karena itu ImamAl Hafidz Ibnu Rajab
rahimahullah memiliki tulisan khusus yang menjelaskan hadits ini.
4. Mudah mengingati dan memahami
pengajaran guru
5. Ilmu yang dipelajari akan
berkekalan dan diamalkan
Dari Abu Hurairoh r.a., Rosululloh
SAW bersabda :“ Barang siapa ditanya
tentang suatu ilmu, kemudian ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat akan
dikendalikan mulutnya dengan tali kendali (yang terbuat) dari api (neraka).”
Dari Abu Hurairoh r.a. bersabda
Rosululloh SAW. : “ Apabila Anak Adam itu meninggal dunia, maka terputuslah
amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu :
shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendo’akan
orang tuanya.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa yang menunjukkan
kebaikan maka baginya ada pahala sebagaimana orang yang melakukannya.”
Maka setiap kali ada orang yang
mengambil manfaat dari ilmunya maka akan dicatat pahala baginya.
Kata
Saidina Ali Karamallahu Wajhah," Aku adalah hamba kepada mereka yang
mengajariku satu huruf, sama ada aku dijual olehnya ataupun aku diperhambakannya".
Betapa jauhnya beda antara seorang pelajar dengan guru laksana langit dan bumi,
maka dari itu hendaklah kita beradab kepadanya.
6. Sentiasa terdorong mengamalkan
sifat terpuji
Seorang penuntut ilmu hendaknya
menghiasi dirinya dengan akhlaq mulia seperti, lemah lembut, tenang, santun dan
sabar. Karena sifat-sifat tersebut termasuk akhlaq mulia. Para ulama’ telah
menulis banyak kitab tentang adab seorang penuntut ilmu. Diantara kitab ringkas
yang telah mereka tulis adalah kitab “Hilyah Thalabil Ilmi” buah karya Syaikh
Bakr Abu Zaid rahimahullah. Kitab ini adalah kitab yang sangat bermanfaat dan
berfaedah yang menjelaskan tentang adab-adab penuntut ilmu.
7. Menjadi cerdas dan berakhlaq
Maka
seorang yang beradab tidak akan menyia-nyiakan umurnya untuk menjauhi ilmu,
atau mengejar ilmu yang tidak bermanfaat, atau salah niat dalam meraih ilmu.
8. Terlindung daripada perkara terkeji
“Ilmu tanpa adab
bagaikan api tanpa kayu bakar. Dan adab tanpa ilmu bagaikan ruh tanpa jasad.”
No comments:
Post a Comment