Monday, 7 October 2013

Hikmah Hormat Kepada Guru


Hikmah apabila hormat kepada guru :


1.      Ilmu yang dipelajari diberkati Allah

“Barangsiapa berpendapat bahwa pergi menuntut ilmu bukan merupakan jihad, sesungguhnya ia kurang akalnya.”  Abu Hatim bin Hibban juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah r.a., yang  pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa masuk ke masjid ku ini untuk belajar kebaikan atau untuk mengajarkannya, maka ia laksana orang yang berjihad di jalan Allah.”
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Ali Imraan : 18]
Rasullulah SAW. bersabda “Allah memberikan petunjuk kepada satu orang disebabkan karena kamu, maka hal itu lebih baik dari pada onta merah (harta yang paling mahal).”
Rasullulah SAW. bersabda  “Ya Allah sesungguhnya saya minta kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizqi yang baik dan amalan yang diterima.”
Do’a yang senantiasa beliau ucapkan setiap harinya setelah shalat subuh ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu yang bermanfaat termasuk tujuan terbesar seorang muslim disetiap perjalanan waktu hariannya. Dan sesungguhnya menuntut ilmu lebih didahulukan daripada mencari rizqi dan beramal. Karena ilmu itu sebagai dasar dan pondasi yang dapat membedakan antara rizqi yang baik dan buruk, anatara amal shalih dan amal tidak shalih. Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya benar-benar memiliki perhatian terhadap waktunya, dia gunakan untuk menuntut ilmu supaya setiap hari dia mendapatkan bagian dari ilmu.


2.      Membentuk pribadi dan akhlak mulia.

Al-Qurthuby mengatakan: "Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya."
“Orang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.”
Didalam hadits ini terdapat penetapan kebaikan bagi orang yang menyibukkan dirinya dengan Kitabullah dengan mempelajari atau mengajarkannya. Oleh karena itu mereka termasuk orang terbaik dari umat ini.

3.      Memperolehi kejayaan dunia dan akhirat.

KH Hasyim Asy’ari juga mengutip hadits Rasulullah saw: “Barangsiapa mencari ilmu bukan karena Allah atau ia mengharapkan selain keridhaan Allah Ta’ala, maka bersiaplah dia mendapatkan tempat di neraka.”
Rasullulah saw. bersabda “Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah berkumpul suatu kaum disalah satu masjid diantara masjid-masjid Allah, mereka membaca Kitabullah serta saling mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenangan  dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat. Allah menyebut-nyebut mereka dihadapan para malaikat.”
“Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan tunjukkan baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga. Sesungguhnya malaikat meletakan syap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan terhadap penuntut ilmu.Sesungguhnya semua yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan purnama terhadap semua bintang. Dan sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah mengambil bagian yang berharga.”

Ini adalah hadits yang sangat agung. Berisi penjelasan tentang keutamaan ilmu, kemuliaan ahlul ilmi dan pahala mereka disisi Allah ta’ala. Hadits diatas mengandung lima kalimat, setiap kalimatnya menunjukkan akan keutamaan ahlul ilmi dan tingginya kedudukan mereka disisi Allah ta’ala. Oleh karena itu ImamAl Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah memiliki tulisan khusus yang menjelaskan hadits ini.

4.      Mudah mengingati dan memahami pengajaran guru


5.      Ilmu yang dipelajari akan berkekalan dan diamalkan

Dari Abu Hurairoh r.a., Rosululloh SAW bersabda :“ Barang  siapa ditanya tentang suatu ilmu, kemudian ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat akan dikendalikan mulutnya dengan tali kendali (yang terbuat) dari api (neraka).”
Dari Abu Hurairoh r.a. bersabda Rosululloh SAW. : “ Apabila Anak Adam itu meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu :  shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendo’akan orang tuanya.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa yang menunjukkan kebaikan maka baginya ada pahala sebagaimana orang yang melakukannya.”
Maka setiap kali ada orang yang mengambil manfaat dari ilmunya maka akan dicatat pahala baginya.
Kata Saidina Ali Karamallahu Wajhah," Aku adalah hamba kepada mereka yang mengajariku satu huruf, sama ada aku dijual olehnya ataupun aku diperhambakannya". Betapa jauhnya beda antara seorang pelajar dengan guru laksana langit dan bumi, maka dari itu hendaklah kita beradab kepadanya.
6.      Sentiasa terdorong mengamalkan sifat terpuji

Seorang penuntut ilmu hendaknya menghiasi dirinya dengan akhlaq mulia seperti, lemah lembut, tenang, santun dan sabar. Karena sifat-sifat tersebut termasuk akhlaq mulia. Para ulama’ telah menulis banyak kitab tentang adab seorang penuntut ilmu. Diantara kitab ringkas yang telah mereka tulis adalah kitab “Hilyah Thalabil Ilmi” buah karya Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah. Kitab ini adalah kitab yang sangat bermanfaat dan berfaedah yang menjelaskan tentang adab-adab penuntut ilmu.

7.      Menjadi cerdas dan berakhlaq

Maka seorang yang beradab tidak akan menyia-nyiakan umurnya untuk menjauhi ilmu, atau mengejar ilmu yang tidak bermanfaat, atau salah niat dalam meraih ilmu.

8.      Terlindung daripada perkara terkeji







“Ilmu tanpa adab bagaikan api tanpa kayu bakar. Dan adab tanpa ilmu bagaikan ruh tanpa jasad.”

No comments:

Post a Comment